Bright Store

minimarketnya lengkap, dekat dengan pertamina dan toilet gratis serta ruko tempat jualan makanan. parkiran mobil juga luas, dan ada tempat duduk disekitarnya.

Tempat nya ok nyaman dekan dengan toilet BRIGHITSTORE SPBU km 72 0k

24 jam dan pelayanan ramah

Pelayanan ramah dan harga sangat terjangkau

Kami para deriver travel tau yg ini

Harga paling hemat d rest area

Makin mudah untuk mengetahui informasinya..

Alfamartnya pertamina. Ada snack, kopi, dan mie.

Pelayanan sangat mengesalkan.

Saya belanja snack dan kopi di toko ini (9 Feb 2018, sekitar jam 8 malam), saat terbangun di tengah perhentian travel dari Bandung menuju Jakarta. Seperti biasa, saya minta ijin sebentar untuk belanja dan ke toilet.

Biasanya travel langganan saya berhenti di rest area yang lain, mungkin ada pergantian kerjasama atau entah, mereka pindah base ke sini.

Di kasir ada 2 pegawai. Satu laki-laki sedang jongkok entah ngapain, satu perempuan yang langsung sigap menghadapi komputer ketika saya datang. Sesampainya di kasir dan saya membayar, mereka kekurangan uang kembalian 500 rupiah dan pegawai perempuan tertawa kecil sembari menawarkan permen sebagai ganti uang. Modus lama. Pertanyaannya: masa iya mini store masih jaman kehabisan uang kembalian? Saya lalu mendapat ide untuk mengeluarkan 500 rupiah lain yang kebetulan ada di dompet saya, dengan harapan ada kembalian 1000 rupiah, ternyata sama saja.

Selanjutnya, pegawai laki-laki menyodorkan permen. Tapi saya masih bertanya baik-baik, "Memang nggak ada sama sekali?", dan jawaban mereka memang tidak ada sambil pegawai perempuan tertawa kecil, saya kira sekedar berusaha untuk bersikap ramah.

Seharusnya perkara Rp 500,- bisa selesai dengan baik-baik seandainya pendekatan bahasanya baik juga. Saya mungkin bisa mewajarkan banyak alasan.

Tapi yang bikin saya kesal adalah, selanjutnya pegawai laki-laki kekeuh menyodorkan permen dengan gestur dan ekspresi ketus. Saya mulai terganggu dengan sikap pegawai laki-laki ini, kontan saya jawab sinis "Cuma satu?", dan dibalas "Mau dua? Nih." dengan nada meninggi dan memberikan satu butir permen lain dan selanjutnya bergumam kesal dan kembali jongkok dan tidak melihat saya lagi, sementara saya dengar pegawai perempuan kembali tertawa kecil.

Antara jengkel, heran dengan kelakuan si pegawai laki-laki yang pikirannya ada di mana dan nggak punya sopan santun, bingung kalau harus ribut, tetap mencoba sabar, dan buru-buru harus kembali ke travel. Saya akhirnya memutuskan untuk menyudahi saja dan segera meninggalkan toko ini dengan anti klimaks.