Ruïne van Śivaliṅga - शिवलिंग bij Bêdono Soemowono in Semarang Regentschap

Sebuah bangunan kuno di Bedono.

Saya tidak tahu persis bagaimana sejarah peninggalan tersebut, tetapi dari segi bangunan cukup terjaga. Lokasi staregis, berada di perempatan dekat kantor desa Bedono.

Semoga tetap terjaga dengan baik

Yoni adalah wujud anikonik dari prakrti atau energi feminin. Yoni adalah wadah dari lingga Syiwa yang merupakan wujud anikonik purusha. Lingga pasti ada yoninya, bahkan ketika lingga itu ditempatkan di tanah, tanah atau bumi itu sendiri adalah yoninya.

Di situs Bedono ini, yoni besar yang ditemukan bersama batu-batu yang dulunya mungkin adalah batu bangunan candi tidak ada lingganya. Hanya ada lubang persegi yang berisi air. Adanya bebanten di bibir yoni menandakan penduduk sekitar masih ada yang berparikrama di sini.

Bagi yang tidak paham, mungkin tak akan tertarik. Yoninya masih utuh dan bagus terawat.

Terdapat 2 yoni. Dimana 1bh masih utuh. Diperkirakan sebuah candi yang sudah rata dengan tanah. Sangat disayangkan

Sekilas seperti biasa-biasa saja. Tetapi setelah berada di sini beberapa saat serasa kembali ke masa lampau.

Lokasi situs mudah dijangkau. Gratis. Tetapi sayang informasi mengenai situs ini minim sekali. Hanya ada papan informasi nama situs.

Tempat ini cocok untuk wisata edukasi juga untuk wisata spiritual. Energinya terasa "clear" di sini.

Oke mari kita mulai reviewnya. Dapat kita lihat bahwa mungkin Pemerintah Semarang dan Balar Semarang serta Jawa Tengah juga warga Bedono telah memberikan perhatian yang penuh kepada bebatuan candi serta yoni Bedono ini. Pagar permanen mengelilinginya. Plang bertulis juga menambah informasi bagi siapapun yang melihat atau mengunjunginya. Dari ukuran batu yoni yang besar memang tidak mengherankan karena desa kuno ini letaknya tidak begitu jauh dengan kekuasaan Penguasa Lokal Jambu sebagai seorang Raka di sebelah utara Bedono. Letaknya yang berada di jalur urat nadi ekonomi kuno yang terhubung dengan Lembahrawa, Secang dan Bawen menjadikan Bedono sangat diperhitungkan oleh kerajaan Mdang dengan diberikannya batu Yoni yang begitu besar... meskipun ketika masa peralihan Majapahit ke Demak jalur kuno ini mulai ditinggalkan karena medannya yang susah. Bila dibandingkan dengan Yoni Plandi, yoni Bedono ini lebih terpantau dan terpelihara. Dahulu terdapat pohon besar di sekitar yoni ini sebelum akhirnya ditebang. Entah apakah yoni Bedono ini mempunyai kisah yang unik seperti yoni Plandi saya sendiri belum mendengar dari penduduk sekitar. Yang saya tangkap dari yoni Bedono ini sudah aman dari kesan singup dan wingit, beda dengan yoni Plandi yang masih mempunyai perbawa wingit dan energi perlindungan. Bagi pengunjung penyuka sejarah jika hendak ziarah atau mengunjungi ada baiknya membawa sapu tangan juga topi karena terasa sangat terik ketika siang hari..juga banyak debu yang berterbangan. Lebih mantab lagi mampir minum dan makan di warung sekitar sambil memandangi kemegahan batu yoni Bedono. 5 bintang my Lord.. karena sudah dirawat dengan baik. Silakan berwisata sejarah asal jangan yang aneh2...

Bangunan cagar budaya berisi sisa-sisa peninggalan bekas candi. Diperkirakan dibangun pada jaman Mataram Kuno. Sekarang yang tertinggal hanya tumpukan batu pondasi dan sisa-sisa candi serta batu yoni sebagai simbol kemakmuran ala Jawa kuno.

Letaknya cukup terjangkau, di pinggir jalan kabupaten, berseberangan dengan Kantor Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kanupaten Semarang, lebih kurang 200 meter dari jalan negara Ambarawa-Yogyakarta, dan kurang lebih 1 km dari Stasiun Bedono yang juga merupakan bangunan cagar budaya.

Saat ini pemeliharaan situs dikelola oleh Balai Besar Cagar Budaya Yogyakarta.

Gratis

Keren tapi pohonya sudah ditebang

キレイに管理して保存されているイメージです。この遺跡の詳細説明の記述があるとイイなぁ2020.10.29

Pohon besar yg menaunginya sudah mati dn dipotong shingga tdk ada lagi peneduhnya, terkesan di telantarkan

3 bintang

Thvb